Jumat, 13 Januari 2012

Batasan menuju angkasa

  • 4,6 km (15.000 kaki) — FAA menetapkan dibutuhkannya bantuan oksigen untuk pilot pesawat dan penumpangnya.
  • 5,3 km (17.400 kaki) — Setengah atmosfer Bumi berada di bawah ketinggian ini
  • 16 km (52.500 kaki) — Kabin bertekanan atau pakaian bertekanan dibutuhkan
  • 18 km (59.000 kaki) — Batasan atas dari Troposfer
  • 20 km (65.600 kaki) — Air pada suhu ruangan akan mendidih tanpa wadah bertekanan (kepercayaan tradisional yang menyatakan bahwa cairan tubuh akan mulai mendidih pada titik ini adalah salah karena tubuh akan menciptakan tekanan yang cukup untuk mencegah pendidihan nyata)
  • 24 km (78.700 kaki) — Sistem tekanan pesawat biasa tidak lagi berfungsi
  • 32 km (105.000 kaki) — Turbojet tidak lagi berfungsi
  • 45 km (148.000 kaki) — Ramjet tidak lagi berfungsi
  • 50 km (164.000 kaki) — Stratosfer berakhir
  • 80 km (262.000 kaki) — Mesosfer berakhir
  • 100 km (328.000 kaki) — Permukaan aerodinamika tidak lagi berfungsi
Proses masuk-kembali dari orbit dimulai pada 122 km (400.000 ft).


Rabu, 02 November 2011

Evolusi Bintang

Bintang-bintang generasi pertama dilahirkan sekitar 13 miliar tahun lalu, ketika galaksi kita mulai memadat dari proses pemuaian jagat raya. Sebagian besar diantaranya masih terbuat dari hidrogen dan helium. Kedua unsur ini memang merupakan satu-satunya elemen yang terbentuk dalam jumlah besar selama proses dentuman besar (big bang) yang diyakini menandai awal terciptanya alam semesta.

Bintang-bintang seperti halnya Matahari lahir secara berkelompok dalam kompleks-kompleks awan besar yang termampatkan yang disebut nebula. Salah satu nebula yang terkenal yang menjadi tempat kelahiran banyak bintang adalah sebuah bercak samar di rasi Orion yang dikenal sebagai Nebula Orion. Dilihat dari luar, sebuah nebula nampak gelap dan suram, namun di bagian dalamnya mereka teriluminasi dengan cemerlang oleh bintang-bintang yang baru lahir. Setelah itu, bintang-bintang muda itu akan melanglang keluar dari tempat kelahirannya di galaksi induknya.



Gambar 1: Nebula Orion

Ke arah bintang Deneb di rasi Cygnus ada suatu gelembung super yang sangat besar dari gas yang sangat panas yang mungkin dihasilkan oleh ledakan sebuah supernova di dekat pusat gelembung itu. Pada tepiannya, materi antar bintang dimampatkan oleh gelombang supernova dan memicu keruntuhan awan dan pembentukan bintang. Dari segi ini, sebagaimana kehidupan manusia, bintang juga memiliki orangtua. Dan seperti yang kadang-kadang kita alami, orangtua juga dapat mengalami kematian ketika melahirkan anaknya.

Dalam periode remajanya, sebuah bintang biasanya masih diselubungi oleh berkas nebula gas yang berpendar, sisa-sisa dari proses pembentukan yang secara gravitasional masih melekat padanya. Contoh bintang semacam ini bisa kita lihat pada bintang-bintang di rasi Pleiades.

Mirip seperti yang dialami manusia, bintang-bintang yang beranjak dewasa berkelana jauh dari rumah, dan saudara-saudara sekandung jarang saling bertemu. Bisa jadi di suatu tempat di galaksi Bimasakti ada bintang-bintang, mungkin lusinan jumlahnya, yang merupakan saudara sekandung dari Matahari kita. Mereka terbentuk dari nebula yang sama sekitar 5 milyar tahun lalu. Tapi kita tidak tahu bintang yang manakah itu. Mereka bisa saja berada di sisi lain dari galaksi kita, atau mungkin menjadi salah satu dari bintang kecil tak berarti yang kita lihat berkelap-kelip di langit malam.

Dalam proses kelahiran sebuah bintang, tumbukan molekul gas dalam interior awan memanaskannya hingga pada akhirnya tiba ke titik dimana atom-atom hidrogen mulai bergabung menjadi helium: empat atom hidrogen bersatu untuk membentuk satu inti helium. Proses ini diikuti dengan pelepasan foton sinar gamma. Foton tersebut mengalami alternasi emisi dan absorpsi oleh materi yang terhampar, yang secara berangsur-angsur berupaya mencapai permukaan bintang.

Dalam perjalanannya, foton terus menerus mengalami kehilangan energi. Butuh waktu hingga sejuta tahun bagi foton untuk mencapai permukaan bintang dan dipancarkan ke ruang. Sang bintang kini telah menyala. Keruntuhan gravitasional awan pra-bintang telah terhenti. Beban lapisan-lapisan terluar bintang sekarang didukung oleh suhu dan tekanan tinggi yang dihasilkan di bagian interior reaksi inti. Matahari berada pada kondisi stabil seperti itu selama 5 milyar tahun terakhir. Reaksi termonuklir seperti yang terjadi pada bom hidrogen memberikan tenaga kepada matahari dalam ledakan yang kontinyu dan berwadah, mengubah sekitar 4 juta ton hidrogen tiap detiknya. Ketika kita menengadahi langit malam dan memandang kelap-kelip bintang, semua yang kita lihat bercahaya karena adanya penggabungan inti hidrogen di kejauhan.

Senin, 31 Oktober 2011

klasifikasi bintang

Dalamastronomi, klasifikasi bintang adalah peng-klasifikasian bintang-bintang berdasarkan kuat beberapa garis serapan pada pola spektrum, dan besarnya luminositas. Kuat garis serapan, khususnya garis-garis serapan atom hidrogen, diperoleh dari analisis pola spektrum bintang yang didapatkan dari pengamatan spektroskopi. Garis-garis serapan tertentu hanya dapat diamati pada satu rentang temperatur tertentu karena hanya pada rentang temperatur tersebut terdapat populasi signifikan dari tingkat energi atom yang terkait. Pemeriksaan kuat garis-garis serapan ini pada akhirnya dapat memberikan informasi mengenai temperatur permukaan. Informasi luminositas dapat diperoleh dari pengamatan fotometri.

Berdasarkan spektrumnya, bintang dibagi ke dalam 7 kelas utama yang dinyatakan dengan huruf O, B, A, F, G, K, M yang juga menunjukkan urutan suhu, warna dan komposisi-kimianya.. Dengan kualitas spektrogram yang lebih baik memungkinkan penggolongan ke dalam 10 sub-kelas yang diindikasikan oleh sebuah bilangan (0 hingga 9) yang mengikuti huruf. Sudah menjadi kebiasaan untuk menyebut bintang-bintang di awal urutan sebagai bintang tipe awal dan yang di akhir urutan sebagai bintang tipe akhir. Jadi, bintang A0 bertipe lebih awal daripada F5, dan K0 lebih awal daripada K5.
Klasifikasi ini dikembangkan oleh Observatorium Universitas Harvard dan Annie Jump Cannon pada tahun 1920an dan dikenal sebagai sistem klasifikasi Harvard. Untuk mengingat urutan penggolongan ini biasanya digunakan kalimat "Oh Be A Fine Girl Kiss Me"

apa betelguese matahari kedua kita??

Betelgeuse


Betelgeuse (Alpha Orionis (α Orionis, α Ori) adalah bintang yang terletak 640 tahun cahaya dari Bumi. Bintang ini merupakan bintang paling terang kedelapan dalam langit malam dan bintang paling terang kedua dalam konstelasi Orion.


Nama Betelgeuse berasal dari kata Bait al-Jauzā, berasal dari bahasa Arab yang berarti "rumah sang raksasa". Memang, dari namanya saja sudah raksasa, bintang ini dikelompokkan sebagai bintang jenis "supergiant merah (red supergiant). Betelgeuse dikenal sebagai bintang paling besar dan paling terang yang pernah diketahui.




Betelguese dalam klasifikasi bintang









Ukuran Betelgeuse
Ukuran Betelgeuse dibanding bintang-bintang lainnya
-tampak matahari ditunjukkan oleh tanda panah-.
Bayangkan, kita sedang berada di titik tengah tata surya kita. Ukuran diameter permukaan Betelgeuse sama dengan jarak antara Matahari dengan Planet Jupiter -mendekati sabuk Asteroid-. Artinya, Betelgeuse memiliki massa sama dengan 1000 kali diameter Matahari.


Lalu, apa hubungannya, Betelgeuse dengan Matahari kedua Bumi?



Para peneliti mendapati, bahwa Betelgeuse terus kehilangan massa, memerah, dan akan meledak dalam waktu dekat. Bahan bakar yang dimilikinya akan segera habis. Dalam usianya yang relatif singkat, Betelgeuse sedang menghadapi masa tuanya sebagai bintang maha raksasa merah dan tak lama lagi akan mendekati akhir hidupnya, yakni meledak sebagai supernova.


Suatu hari, ia akan mengakhiri masa hidupnya sebagai sebuah supernova. Saking dahsyatnya ledakan tersebut, para ilmuwan memprediksi bahwa cahaya ledakan tersebut akan berdampak pada terangnya siang hari pada waktu malam. Hal itulah yang menyebabkan Bumi akan mendapatkan dua sinar cahaya dalam beberapa minggu dari dau bintang yang berbeda -Matahari dan Betelgeuse-. Hal tersebut dikhawatirkan juga akan membahayakan Bumi.


Dalam sebuah artikel yang berjudul "Technological Innovation is not a calendar", news.com.au, menyebutkan bahwa para ilmuwan yakin Betelgeuse akan meledak sebelum tahun 2012.


Lagi-lagi 2012..
Tetapi hal ini dibantah oleh Phil Plait, dari Bad Astronomy. Dalam sebuah artikelnya, ia berkata bahwa,
"Saya akan mencatat bahwa, Betelgeuse akan meledak. Itu pasti! Jika ada supernova yang bisa mengancam manusia dengan hujan partikel atau bahkan menggoreng manusia dengan cahayanya, maka ia harus berada pada jarak 25 tahun cahaya, dan Betelgeuse berjarak 25 kali dari jarak tersebut (artinya daya untuk membahayakan kita berkurang 600x). Hal itu merupakan jenis ledakan bintang yang meledak dengan sinar gamma yang salah, jadi saya tidak khawatir dengan hal tersebut."
Di paragraf lainnya, ia berkata.
"Pada jarak tersebut, ia akan semakin terang, seterang bulan purnama. Cahaya tersebut akan menyilaukan mata kita.Itu memang sangat terang, tetapi hanya 1/100.000 cahaya matahari, dan tidak akan memanggang kita. Dan yang pasti ketika itu terjadi, manusia tidak akan terancam."
Jadi, sekalipun Betelgeuse akan meledak, atau akan ada supernova-supernova lainnya di tahun 2012. Hal itu tidak akan mengancam kehidupan manusia.